Sebagian dari Anda pasti bertanya-tanya, kenapa brand ini diberi nama GARUT KULIT? Tak lain dan tak bukan karena memang nama ini bertujuan agar daerah Garut lebih dikenal di kalangan nasional maupun internasional.
CEO sekaligus founder dari GARUT KULIT, Sumarni Rifemi pun mengiyakannya. “Nama GARUT KULIT sengaja kami ambil selain karena saya berasal dari Garut, kami mau brand ini bernuansa Indonesia. Di saat banyak brand asli kita menggunakan nuansa ke’bule-bule’an, saya justru ingin brand ini menjadi Indonesia ‘banget’,” ungkapnya kala ditemui di HQ GARUT KULIT.
Garut memang salah satu daerah pemasok bahan mentah kulit hewan terbesar di Indonesia. Jika Anda pernah bertandang ke Garut, suasana sejuk tentunya akan menemani Anda karena memang sebagian besar kontur wilayah tersebut berada di daerah dataran tinggi pegunungan. Itu juga yang menyebabkan kemungkinan besarnya potensi pengolahan bahan kulit sebagai pakaian jadi marak. Dengan tujuan sederhana agar pakaian tersebut bisa digunakan untuk menghangatkan tubuh.
Tingginya populasi dan kapasitas produksi ternak besar di Kabupaten Garut, juga mengawali tumbuh kembangnya industri kecil/rumahan pengolahan kulit tersamak di Kabupaten Garut yang saat ini menjadi salah satu nominatif terbesar di Indonesia. Setidaknya itu yang tercatat di situs resmi Kabupaten Garut.
Data terakhir dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan KUKM Kabupaten Garut, kulit tersamak Garut telah diekspor ke Malaysia, Taiwan, Cina dan Singapura dengan volume sebanyak 1.850.000 Sqf senilai 1.887.408 US$ (www.garutkab.go.id). Kalau sudah jelas kehebatannya, buat apa berfikir ulang menggunakan brand GARUT KULIT sebagai produsen nomor wahid produk kulit Indonesia. Setuju?
Leave a Reply